TUGAS
INDIVIDU
KOMUNIKASI
BISNIS
Dosen : Ekaning Setyarini
Disusun oleh :
Natessa Sharen (17214838)
4EA26
UNIVERSITAS
GUNADARMA
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
2017
Sebelum masuk ke pembahasan
mengenai komunikasi yang efektif, saya akan membahas mengenai apa yang di
maksud dengan komunikasi terlebih dahulu. Menurut Jurnal Studi Kultural (2016)
Volume I No.2 : 88 – 93 yang berjudul Komunikasi dalam Konteks Protokol Bisnis
Multikultural yang disusun oleh Mutria Farhaeni (di akses pada tanggal 29
September 2017), komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain. Komunikasi efektif yaitu komunikasi yang mampu
menghasilkan perubahan sikap (attitude
change) pada orang lain yang bisa terlihat dalam proses komunikasi (http://silabus.org/komunikasi-efektif/)
Jadi, komunikasi dapat
berjalan dengan efektif apabila pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat
dipahami oleh penerima dan penerima bisa memberikan respon dan feedback kepada pengirim. Pada ruang
lingkup yang kecil seseorang bisa menyampaikan informasi atau pesan secara
langsung kepada orang lain namun apabila dalam ruang lingkup yang besar seperti
perusahaan maka akan mengalami kesulitan dalam menyampaikan informasi.
Dengan berkomunikasi,
kita dapat menjalin hubungan, saling pengertian dengan orang lain karena
komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting. Fungsi komunikasi efektif (http://silabus.org/komunikasi-efektif/)
:
1.
Fungsi informasi.
Untuk
memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar
komunikan dapat memahaminya.
2.
Fungsi ekspresi.
Sebagai
wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap
sesuatu hal atau permasalahan.
3.
Fungsi kontrol.
Menghindari
terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah,
peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4.
Fungsi sosial.
Untuk
keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan
komunikan.
5.
Fungsi ekonomi.
Untuk
keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang dan
jasa.
Hambatan-hambatan
Komunikasi Efektif :
Di
dalam komunikasi selalu ada hambatan yang dapat mengganggu kelancaran
jalannya proses komunikasi . Sehingga informasi dan gagasan yang disampaikan
tidak dapat diterima dan dimengerti dengan jelas oleh penerima pesan atau
receiver.
Menurut
Ron Ludlow & Fergus Panton, ada hambatan-hambatan yang menyebabkan
komunikasi tidak efektif yaitu adalah:
a) Status effect
Adanya perbedaaan pengaruh status sosial yang
dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan
dengan status sosial yang lebih rendah harus tunduk dan patuh apapun perintah
yang diberikan atasan. Maka karyawan tersebut tidak dapat atau takut
mengemukakan aspirasinya atau pendapatnya.
b) Semantic Problems
Faktor semantik menyangkut bahasa yang dipergunakan
komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaanya kepada
komunikan. Demi kelancaran komunikasi seorang komunikator harus benar-benar
memperhatikan gangguan semantis ini, sebab
kesalahan pengucapan atau kesalahan dalam penulisan dapat menimbulkan salah
pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada
gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication). Misalnya
kesalahan pengucapan bahasa dan salah penafsiran seperti contoh : pengucapan
demonstrasi menjadi demokrasi, kedelai menjadi keledai dan lain-lain.
c) Perceptual distorsion
Perceptual distorsion dapat disebabkan karena
perbedaan cara pandangan yang sempit pada diri sendiri dan perbedaaan cara
berpikir serta cara mengerti yang sempit terhadap orang lain. Sehingga dalam
komunikasi terjadi perbedaan persepsi dan wawasan atau cara pandang antara satu
dengan yang lainnya.
d) Cultural Differences
Hambatan yang terjadi karena disebabkan adanya
perbedaan kebudayaan , agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi
terdapat beberapa suku, ras, dan bahasa yang berbeda. Sehingga ada beberapa
kata-kata yang memiliki arti berbeda di tiap suku. Seperti contoh : kata
“jangan” dalam bahasa Indonesia artinya tidak boleh, tetapi orang suku jawa
mengartikan kata tersebut suatu jenis makanan berupa sup.
e) Physical Distractions
Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik
terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Contohnya : suara riuh orang-orang
atau kebisingan, suara hujan atau petir, dan cahaya yang kurang jelas.
f) Poor choice of communication channels
Adalah gangguan yang disebabkan pada media yang
dipergunakan dalam melancarkan komunikasi. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
misalnya sambungan telephone yang terputus-putus, suara radio yang hilang dan
muncul, gambar yang kabur pada pesawat televisi, huruf ketikan yang buram pada
surat sehingga informasi tidak dapat ditangkap dan dimengerti dengan jelas.
g) No Feed back
Hambatan tersebut adalah seorang sender mengirimkan
pesan kepada receiver tetapi tidak adanya respon dan tanggapan dari receiver
maka yang terjadi adalah komunikasi satu arah yang sia-sia. Seperti contoh :
Seorang manajer menerangkan suatu gagasan yang ditujukan kepada para karyawan,
dalam penerapan gagasan tersebut para karyawan tidak memberikan tanggapan atau
respon dengan kata lain tidak peduli dengan gagasan seorang manajer.
Contoh kasus : (
sumber : http://nasional.kompas.com/read/2017/09/26/19570561/soal-pernyataan-panglima-tni-kata-menhan-ada-komunikasi-yang-enggak-nyambung
) diakses pada tanggal 29 September 2017 pukul 21.56
Analisis :
Berdasarkan pada berita di atas dapat diketahui bahwa
terdapat miskomunikasi dimana Panglima
TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyebut adanya institusi nonmiliter yang membeli
5.000 pucuk senjata pada rekaman suaranya yang beredar di media sosial. Pada kenyataannya institusi non militer yaitu
BIN hanya membeli 500 pucuk senjata untuk keperluan pendidikan dan sudah
meminta izin Mabes Polri untuk pembelian senjata tersebut. Dari kasus ini dapat
diketahui bahwa terdapat hambatan dalam komunikasi yaitu semantic problems dimana dapat menimbulkan
salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang nantinya bisa menimbulkan salah komunikasi
(miscommunication). Berdasarkan berita tersebut juga disampaikan oleh Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu bahwa kemungkinan
assisten panglima belum melaporkan pembelian senjata tersebut kepada atasannya
sehingga terjadi miskomunikasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang
terjadi adalah komunikasi formal dan terdapat permasalahan komunikasi yang
tidak efektif antara bawahan (assisten) dengan atasan (panglima TNI).
Berdasarkan pada buku yang
disusun oleh Drs. Djoko Purwanto, M.B.A pada tahun 1997 yang berjudul
KOMUNIKASI BISNIS, komunikasi memiliki 2 saluaran komunikasi, yaitu :
1. Saluran komunikasi formal, terdiri dari:
a. Komunikasi dari
atas kebawah (downward communication)
Komunikasi ini terjadi antara pimpinan dengan bawahan. Komunikasi dari
atas ke bawah berbentuk perintah, instruksi, dan prosedur yang harus dijalankan
oleh para bawahan, karenanya dibutuhkan satu bahasa yang sama, sederhana, tidak
bertele – tele dan mudah dipahami.
Analisis : karena perusahaan itu merupakan ruang lingkup yang besar maka
digunakanlah saluran komunikasi dari atas ke bawah agar setiap informasi yang
diberikan oleh atasan dapat langsung diterima oleh bawahan. Misalkan perusahaan
NSR memiliki Direktur Pemasaran yang ingin membuat suatu produk baru karena
tidak mungkin langsung menyampaikan informasi kepada karyawannya maka direktur
tersebut menyampaikan informasinya terlebih dahulu kepada manajer pemasaran.
Nantinya manajer pemasaran yang menyampaikan informasi tersebut kepada bagian
penjualan dan bagian promosi. Kemudian bagian penjualan dan promosi yang
menugaskan kepada karyawan apa yang harus dikerjakan sesuai dengan informasi
yang sudah diterima dari atasan.
b. Komunikasi dari
bawah ke atas (upward communication)
Untuk memecahkan masalah – masalah yang terjadi dalam suatu organisasi
dan mengambil keputusan secara tepat, sudah sepantasnya manajer memperhatikan
aspirasi yang berasal dari bawah. Dengan kata lain partisipasi bawahan dalam
proses pengambilan keputusan akan sangat membantu pencapaian tujuan organisasi.
Analisis : dalam komunikasi dari karyawan ke atasan biasanya berbentuk
aspirasi atau pendapat. Sebagai seorang manajer atau atasan maka ada baiknya
untuk mendengar setiap aspirasi serta menghargai pendapat para karyawannya dan
melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan.
c. Komunikasi
horizontal
Komunikasi horizontal atau sering disebut dengan istilah komunikasi
lateral adalah komunikasi yang terjadi antara bagian – bagian yang memiliki
posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi. Tujuan komunikasi horizontal
antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan memberi informasi
kepada bagian atau departemen yang memiliki kedudukan sederajat.
Analisis : misalnya perusahaan NSR memiliki manajer pemasaran, manajer produksi
dan manajer keuangan. Misalnya perusahaan tersebut ingin membuat suatu produk
baru maka terdapat komunikasi antara manajer pemasaran dengan manajer produksi
mengenai produk yang akan dihasilkan seperti apa, desainnya, kondisi pasar
seperti apa, pemasarannya, target pasarnya, dll. Setalah membuat rencana
mengenai produk maka akan terjadi komunikasi juga dengan manajer keuangan
mengenai pembelian bahan baku, rencana biaya, dll.
d. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal melibatkan komunikasi antara dua tingkat (level)
organisasi yang berbeda. Contohnya : komunikasi formal antara manajer pemasaran
dengan bagian pabrik, antara manager produksi dengan bagian promosi, antara manajer produksi dengan bagian
akuntansi, dan antara manajer keuangan dengan again penelitian.
2. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan
komunikasi informal, orang – orang yang ada dalam organisasi tanpa
memperdulikan jenjang hirarki, pangkat dan kedudukan/jabatan,dapat berkomunikasi
secara leluasa. Meskipun hal – hal yang mereka perbincangkan biasanya bersifat
umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru didengar, kelaurga, anak –
anak, dunia olahraga, music, acara film, dan sinetron TV, kadangkala mereka
juga bicarahal – hal yang berkaitan dengan situasi kerja dalam organisasinya.
Referensi :
Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta : Penerbit Erlangga
Komentar
Posting Komentar